TENTARA LANGIT - 6

If you feel offended by some radical religious thoughts , Please Do Not Continue


Persembahan untuk YHWH, Baal dan Tentara Langit

Nampaknya setiap acara ritual keagamaan selalu ada tradisi memberi persembahan kepada Tuhan atau dewa-dewa yang disembahnya. Tradisi memberi persembahan kepada Yhwh atau Tuhan untuk pertama kalinya dicatat dalam perjanjian lama dilakukan oleh Kain dan Habel, anak-anak Adam dan Hawa.

Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu... (Kejadian 4:3-4)

Setelah Tuhan menampakkan diri kepada Nabi Musa dan menyatakan dirinya, maka Tuhan membuat aturan-aturan dalam memberi persembahan kepada-Nya. Bebetrapa peraturan itu antara lain adalah:

Kemudian haruslah kaubakar seluruh domba jantan itu di atas mezbah; itulah korban bakaran, suatu persembahan yang harum bagi TUHAN, yakni suatu korban
api-apian bagi TUHAN. (Keluaran 29:18)
 
Orang kaya janganlah mempersembahkan lebih dan orang miskin janganlah mempersembahkan kurang dari setengah syikal itu pada waktu dipersembahkan persembahan khusus itu kepada TUHAN untuk mengadakan pendamaian bagi nyawa kamu sekalian. (Keluaran 30:15)
 
Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN, bunyinya: Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN: emas, perak, tembaga, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing; kulit domba jantan yang yang diwarnai merah, kulit-kulit lumba-lumba, kayu penaga, minyak untuk penerangan, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian, permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada. (Keluaran 35:4-9)
 
Maka datanglah mereka, baik laki-laki maupun perempuan, setiap orang yang terdorong hatinya, dengan membawa anting-anting hidung, anting-anting telinga, cincin meterai dan kerongsang, segala macam barang emas; demikian juga setiap orang yang mempersembahkan persembahan unjukan dari emas bagi TUHAN. (Keluaran 35:22)

Cukup menarik sebenarnya, mengapa Tuhan membutuhkan persembahan berupa barang-barang berharga dan logam-logam mulia. Nampaknya persembahan itu dilakukan sebagai suatu balas jasa atas keselamatan yang diberikan oleh Tuhan. Ini tertuang dalam Kitab Keluaran 30:15, yaitu ada tertulis: "persembahan khusus itu kepada TUHAN untuk mengadakan pendamaian bagi nyawa kamu sekalian."

Selain itu, hal menarik lainnya dalam persembahan korban bakaran, adalah ada dua hal yang amat disukai oleh Tuhan, yakni lemak dan darah. Tentang kedua hal ini dapat diketemukan dalam ayat:

Dengan tangannya sendirilah harus ia membawa segala korban api-apian TUHAN; adapun lemaknya, haruslah dibawanya beserta dadanya, supaya dadanya itu diunjukkan sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN. (Imamat 7:30)
 
Kemudian haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan TUHAN, dan anak-anak Harun, imam-imam itu, harus mempersembahkan darah lembu itu dan menyiramkannya pada sekeliling mezbah yang di depan pintu Kemah Pertemuan. (Imamat 1:5)

Mungkin karena alasan bahwa lemak dan darah itu disukai oleh Tuhan sebagai hal yang harus dipersembahkan kepada Tuhan, maka rupanya Tuhan mengeluarkan larangan kepada orang Israel untuk memakan lemak dan darah.

Inilah suatu ketepatan untuk selamanya bagi kamu turun temurun di segala tempat kediamanmu: janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah." (Imamat 3:17)

Agak berbeda dengan pesembahan kepada Tuhan, pada pemujaan ke Dewa Baal, nampaknya yang diminta sebagai korban persembahan adalah manusia, yakni anak-anak. Beberapa ayat menunjukkan adanya fakta bahwa di masa itu terjadi kebiasaan untuk mengorbankan anak-anak kepada dewa-dewa yang disembahnya.

Mereka telah mendirikan bukit-bukit pengorbanan bagi Baal untuk membakar anak-anak mereka sebagai korban bakaran kepada Baal, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan atau Kukatakan dan yang tidak pernah timbul dalam hatiKu. (Yeremia 19:5)
 
Dalam membawa persembahan persembahanmu, yaitu mempersembahkan anak-anakmu sebagai korban dalam api, kamu menajiskan dirimu dengan segala berhala-berhalamu sampai hari ini, apakah Aku masih mau kamu minta petunjuk dari padaKu, hai kaum Israel? Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak mau lagi kamu minta petunjuk dari padaKu. (Yehezkiel 20:31)

Yang menjadi pertanyaan, ketika Abraham (nabi Ibrahim) mendapat perintah dari Tuhan untuk mempersembahkan anaknya (dalam tradisi Islam adalah Ismael, sementara tradisi Kristen, Katolik dan Yahudi adalah Ishak), dari siapakah sebenarnya perintah itu diberikan? Apakah memang benar Tuhan ingin menguji kesetiaan Abraham? Apakah memang tradisi mempersembahkan anak ini sudah terjadi sebelumnya?

FirmanNya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Kejadian 22:2)

Yhwh, Allah orang Israel, digambarkan sebagai Allah yang pencemburu dan mudah sekali murka. Dalam kalau Yhwh sampai murka, maka akibatnya tidak akan baik.

Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu. (Ulangan 4:24)
 
Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel: lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel."
(Bilangan 25:3-4)
 
Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN kepadamu. (Ulangan 11:17)

Selain itu Yhwh, Allah orang Israel, sangat tidak senang dengan keberadaan dewa-dewa lain yang disembah dan juga dengan tentara langit.

Janganlah engkau sujud menyembah kepada allah mereka atau beribadah kepadanya, dan janganlah engkau meniru perbuatan mereka, tetapi haruslah engkau memusnahkan sama sekali patung-patung berhala buatan mereka, dan tugu-tugu berhala mereka haruslah kauremukkan sama sekali. (Keluaran 23:24)
 
Maka pada hari itu TUHAN akan menghukum tentara langit di langit dan
raja-raja bumi di atas bumi. (Yesaya 24:21)

Pemujaan terhadap tentara langit di masa lalu (jaman nabi Musa) nampaknya masih tetap diingat walau sampai pada jaman setelah Yesus lahir. Bahkan beberapa sekte setan sampai saat ini masih ada yang menyembah dewa Baal. Dalam Kisah Para Rasul ada tertulis:

Maka berpalinglah Allah dari mereka dan membiarkan mereka beribadah kepada bala tentara langit, seperti yang tertulis dalam kitab nabi-nabi: Apakah kamu mempersembahkan kepadaKu korban sembelihan dan persembahan selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? (Kis 7:42)


Kembali ke halaman sebelumnya 

 Ke halaman berikutnya